Protected: Setelah Reunian

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Posted in me

Permalink Enter your password to view comments.

RunnersTNG2ndAnniversaryRace Part 2

Hari kedua. Hari yang lebih seru karena race yang kami mainkan lebih banyak dan nggak tanggung-tanggung.
Hari minggu, kami bangun sekitar pukul 5, setelah salat dan beres-beres kami langsung bersiap untuk mulai.
Game yang pertama adalah takkji. Buat yang nggak tahu takkji silakan googling yak. Setiap kelompok harus memilih bahan ttakji yang akan digunakan, (un)fortunately kelompok kami memilih kardus.

Sebelum main ttakji, ternyata mimin udah nyiapin race. Setiap kelompok jadi cuma 4 orang yang bakal ikutan race. Di kelompok kami, Kak Icha sama Irsha yang nggak ikutan race karena mereka bantuin Mindy nyiapin game juga. Jadilah tinggal gue, Kak Tutut, Hendra sama Rhesa yang ikutan race.

Game yang pertama yang disiapkan Kak Anggi adalah flipping coin. Semua peserta dari tiap kelompok harus membalik koin yang diletakkan di atas buku dengan cara memukul buku tersebut. Kelompok gue dapet urutan pertama, berarti kesempatan menang lebih besar, dong? Yeay. Sayangnya kejadiannya nggak semulus itu.
Gue gagal membalik koin. Untungnya, peserta dari kelompok-kelompok lain juga gagal. Kami semua sungguh sangat bersusah payah sekali membalik koin itu. Ketika satu orang berhasil, orang selanjutnya gagal (jadi kelompok tersebut gagal).  Begitu pun kelompok kami. Seorang, dua orang berhasil, tapi orang selanjutnya gagal.
Sampai akhirnya Rhesa berhasil membalik koin, gue juga berhasil, Kak tutut juga berhasil. Hore, kalau Hendra berhasil, kelompok gue bisa menang. Kami pun memanggil Hendra untuk segera membalikkan koin tersebut. Sayang Hendra hilang. Dia yang tadinya ada di belakang tahu-tahu lenyap tak berbekas, tanpa bilang-bilang ke mana.
Kelompok lain -yang pastinya nggak senang kalau kelompok kami menang- mulai berhitung, ternyata sampai hitungan kesepuluh Hendra nggak nongol juga, jadi deh kami harus menyerahkan kesempatan ke kelompok lain. 😦
Ternyata Hendra boker, saudara-saudara. Katanya sih buang sial, tapi kayaknya malah bikin kelompok kami tambah sial. Akhirnya kelompok kami jadi kelompok terakhir yang berhasil.

Oke, ini masih game pertama, masih banyak game-game selanjutnya yang bisa dimenangkan. 화이팅!

Game kedua yang disiapkan oleh Irsha adalah joget, supaya kertas post-it yang ditempelin ke badan orang yang joget tersebut bisa jatuh semua. Saat kelompok kami datang, kelompok 2 dan 3 sedang bertanding. Mereka bergoyang dengan hebohnya, tapi kayaknya kertas post-it nya susah buat jatuh. Kelompok 3 berhasil menjatuhkan kertas paling banyak, jadi mereka duluan ke Game ke-3.
Jadilah kelompok gue bertanding melawan kelompok 2. Kelompok gue, yang diwakili Rhesa lawan kelompok 2, yang diwakili Albert.
Sayangnya, meskipun si Rhesa udah joget sampe kepleset, tetap aja kelompok kami kalah lagi.

image

Rhesa yang sudah joget sepenuh jiwa tapi masih kalah juga

Akhirnya, kami harus joget sekali lagi untuk bisa lanjut ke game ke-3.

image

Kali ini gilirannya Hendra. Ini si Angga iseng banget ngeditnya. :))

Di game ketiga, Kak Icha sudah menyiapkan 2 bungkus biskuit. Meskipun lapar, biskuit itu nggak boleh dimakan langsung. Biskuit itu harus ditaruh di kening dan harus masuk ke mulut tanpa menggunakan tangan. Semua kelompok harus berhasil supaya bisa lanjut ke game selanjutnya. Meskipun susah, ada beberapa orang yang jago banget main game ini, contohnya Albert. Dia selalu berhasil mindahin biskuit dengan sukses. Entah karena otot mukanya emang bagus atau lidahnya emang panjang jadi bisa langsung jilat biskuit itu. Lah, dikira jerapah kali. *digetok Albert*
Lagi-lagi kelompok gue kalah, huhuhu. Maaf ya teman-teman, pipi yang besar memang jadi penghalang buat main game ini.

image

Ini game mkan biskuit apa lomba panjang-panjangan lidah? Entahlah.

Game selanjutnya lempar sepatu. Si Putri menjelaskan kalo setiap orang di semua kelompok harus berputar 7x kemudian melempar sepatu mereka. Sepatu yang paling dekat dengan garis yang ditentukan adalah pemenangnya. Gue, peserta pertama dari kelompok gue, melawan Aldo dan Chika. Gue pikir game ini bakal gampang. Apa susahnya sih muter-muter doang terus lempar sepatu, ya kan?
Entah kenapa gue muter semangat banget, sampai kepala gue pusing banget. Gue jadi nggak bisa mengontrol badan gue dan tiba-tiba gue pun jatuh dengan suksesnya.
Bahkan meskipun gue nggak ngerti kejadian jatuhnya gimana, menurut gue ini absurd banget. Jadi pas gue jatuh gue cuma bisa ketawa. Lagian mau bangun juga kepala gue masih pusing. Hahaha, sungguh memalukan sekali. Dan anak-anak itu bukannya bantuin gue malah ngakak di belakang. XD

image

Kronologi jatuhnya gue. Sebelumnya gue biasa aja karena nggak tahu gimana kejadiannya. Yah.. malu-malu dikit lah. Setelah lihat foto ini... SUMPAH MALU BANGET. HAHAHA. *makanya harus disensor :))*

Setelah di sini gue agak-agak nggak fokus kayaknya. Jadi gue lupa gimana kejadian selanjutnya, tahu-tahu kelompok kami juara 2 dan menuju ke game berikutnya.

Game selanjutnya adalah kuis. Kak Febby sudah menyiapkan pertanyaan untuk semua kelompok. Setiap orang maju bergantian dan menjawab pertanyaan. Kelompok kami berhasil menjawab 2 pertanyaan dengan benar, jadi cuma dapat hukuman ke tempat Kak Icha (kelompok lain cuma jawab 1 pertanyaan dengan benar, jadi harus pergi ke tempat Irsha, yang letaknya lebih jauh). Setelah balik dari tempat Kak Icha, Kak Febby memberi kami pertanyaan lagi. Setelah berdiskusi, ternyata pertanyaan pertama adalah sejarah, pertanyaan kedua pengetahuan umum, pertanyaan ketiga perkalian, pertanyaan keempat RM trivia. Gue sih cari aman aja tetap di urutan ketiga, Rhesa jawab yg pertama, Kak Tutut kedua, Hendra ketiga.

image

Walaupun masih pusing, alhamdulillah bisa jawab dengan benar. ㅋㅋ

Dan akhirnya kelompok kami berhasil menjawab semua pertanyaan dengan benar. Hore, akhirnya ngerasain menang juga. 역시 kalau soal otak kelompok kami emang juaranya.. hahaha

Game selanjutnya adalah relay game bareng Rangga. Dua orang dari masing-masing kelompok bawa minuman, setelah itu ngasih minuman tersebut ke 2 orang berikutnya yang harus melempar botol/kaleng minuman tersebut sampai gol. Sayangnya kelompok kami kalah lagi di sini.

Game selanjutnya di kolam renang. Gue seneng sih ketemu air, masalahnya cuaca pagi itu mendung-mendung gimana gitu, jadi dingin banget. Di game ini, perwakilan masing-masing kelompok memegang 1 batu. Mereka harus menebak total batu yang dipegang semua orang (batu yang diberikan, boleh disimpan atau diletakkan di tangan kanan untuk dihitung). Gue orang pertama dari kelompok gue, berhasil menebak jumlah batu pertama. Sayang pas kedua gue gagal dan harus rela diceburin ke kolam. Di akhir babak, kelompok gue harus puas ada di peringkat kedua.

Setelah game itu, kami balik ke rumah untuk mandi dan ganti baju. Setelah semua sudah mandi dan wangi, kami lanjut main ttakji. Kelompok gue bikin ttakji pakai kardus, sedangkan dua kelompok lain pakai kertas koran dan karton. Karena belum pernah bikin, kami nyontek dulu pembuatan ttakji dari youtube. Akhirnya ttakji imut-imut kami selesai. Imut-imut? Iya, soalnya kelompok lain (yang bahannya lebih kecil) malah bikin ttakji yang cukup besar. Kalau kata Rhesa, lebih baik nggak usah bersusah payah tapi gagal daripada udah usaha keras tapi gagal juga. :))

Nggak puas dengan keimutan ttakji, Hendra dan Rhesa memutuskan untuk melilitkan ttakji kami dengan selotip, supaya lebih gede lah. Sayangnya kelompok kami nggak kebagian selotip, adanya double tape. Jadilah ttakji kami seperti mumi, karena dililit double tape putih. Hahaha.
Sudah bisa diperkirakan kalau kelompok kami kalah lagi. Si ttakji itu bahkan kebalik sendiri ketika dipakai menyerang ttakji lainnya. Ya sudahlah. Memang hari itu bukan hari kemenangan kami. menghibur diri, hehehe.

image

Geng RunTang. (^_^)/

Tak terasa sudah pukul 1 siang. Waktunya kami balik ke Jakarta. Gue yang sering kalah dan sampai jatuh segala aja merasa puas banget sama race kali ini. Makasih banyak buat Mindy (dan mimin2 lain), buat kelompok gue: Kak Icha (maaf Kakak Ketua, kami kurang memuaskan, huhu), Kak Tutut, Hendra, Irsha dan Rhesa, buat Kak Febby dan Kak Anggi, buat Dewi dan Dina, buat Chika dan Putri, buat Nurul, Shilla, Rangga, Angga, Aldo, dan Albert; kalian sudah membuat weekend kemarin seru dan menyenangkan.

image

Semoga teman-teman runtang nggak kapok main sama gue, ya. Gue janji lain kali akan berusaha lebih keras lagi. Gomawoyoo.. :*

RunnersTNG 2nd Anniversary Race: Part 1

Ingat kan kalau gue suka nonton Running Man? (Kalau lupa, silakan lihat postingan ini :D) Nah, supaya gue nggak cuma bergosip soal Running Man dan korean-korean sama si Dewi doang, jadi gue ikut-ikutan Dewi gabung di komunitas Running Man Tangerang. Kok Tangerang? Iya, walaupun gue tinggalnya di Jakarta tapi kan kerjanya (dulu) di Tangerang. Dan juga, gue kan pernah juga 9 tahun tinggal di Tangerang. Oke, itu semua hanya alasan maksa. Tapi mah pokoknya gue senang punya banyak teman baru, mereka ngerti Running Man pula. Kan teman ngobrol Running Man gue cuma Dewi, paling sama si kembar Eda Eka. :))

Running Man Tangerang (@RunnersTNG) ternyata sudah ulang tahun yang ke-2 tanggal 31 Januari ini. Sehubungan sama ini, para mimin RunnersTNG pun mengadakan acara seru, yaitu #RunnersTNG2ndAnniversaryRace di Puncak, Bogor. Tanpa pikir panjang, gue dan Dewi langsung daftar buat ikutan. Selain games-nya pasti seru, acaranya di Puncak pula. Kan enak sekalian jalan-jalan, hehehe.

Hari Sabtu, 31Januari ini gue sama Dewi berangkat pukul 5 dari rumah, soalnya katanya kami harus berkumpul di Stasiun Pasar Lama Tangerang pukul 6. Kami naik taksi bareng Putri dan Chika. Kami sampai di Pasar Lama sekitar pukul 5.40. Di sana sudah ada Dina, yang rumahnya di paling jauh tapi sampai paling duluan.
Sekitar pukul 6, anak-anak mulai kumpul di stasiun. Ada sekitar 20 orang yang ikut race ini. Rame.

image

Anak2 RunnersTNG yang sudah siap di stasiun.

Setelah transit kereta di Stasiun Duri dan naik angkot ke Vila, kami sampai sekitar pukul 12 siang. Berhubung pantat dan kaki pegel gara-gara kelamaan duduk di angkot, di sana kami santai-santai dulu sampai sore.

image

Masih senyum, belum merasakan pegelnya kaki.

Kemudian mimin Handy (Mindy) mengajak untuk memulai game. Dari 18 orang, kami dibagi menjadi 3 kelompok. Gue ada di kelompok 1, sama Kak Icha, Kak Tutut, Rhesa, Irsha, dan Hendra.

Game pertama: memindahkan tisu dengan sedotan. Mindy memberi kami sedotan kecil dan selembar tisu. Tiap kelompok harus memindahkan tisu tersebut dari orang pertama sampai orang terakhir dengan sedotan yang diletakan di mulut kami. It was a pretty difficult game, since the tissue is so thin and it was hard to control the straw in our mouth. Apalagi waktu itu anginnya kencang, jadi walaupun kami susah payah nyedot tisu pakai sedotan, tetap aja tisunya terbang. Berhubung kalau tisunya jatuh harus diulang dari orang pertama, jadi kayaknya game ini nggak selesai-selesai karena tisunya selalu jatuh. Akhirnya, kelompok gue ada di peringkat 2.

Game kedua: joget supaya angka di pedometer meningkat. Eh, bener nggak yah namanya pedometer, haha. Pokoknya semacam itulah. Setiap kelompok bergantian joget dengan pedometer tersebut, kelompok dengan angka tertinggi adalah pemenangnya. Secara gue nggak ahli dalam urusan perjogetan, jadi kayaknya udah lumayan pas kelompok gue juara 2 lagi. ㅋㅋ

Game ketiga: UNO stack. Permainan ini dilakukan semua anggota kelompok secara bergantian. Permainan ini kan cukup gampang ya, tapi kelompok gue kalah. 😦 Pas giliran si Hendra, dia harus mengambil 4 balok UNO yang bikin dia gagal pas ngambil balok keempat.

image

Main tumpuk-tumpukan balok doang gini ternyata bikin deg-degan banget.

Ya udahlah ya, kami pun berpikiran positif semoga di game besok kami bisa menang. Tapi ternyata itu hanya angan, dari banyak game di hari minggu, kami lebih sering kalah. Huh, settingan juaranya nggak oke nih. Hahaha. *ditabok*

Setelah makan malam –mie pedes banget tapi enak bikinannya Kak Febby– kami mengisi waktu dengan main kartu uno, main uno stack, dan main kartu. Ada beberapa yang tidur duluan sih.

Sementara itu, Kak Feby dan Aldo meminjam motor bapak penjual jagung bakar untuk ke minimarket. Walaupun saat itu hujan, tapi tidak menyurutkan niat mereka untuk membeli telur karena kata Kak Febby, nasi goreng besok nggak akan mantep kalau nggak pakai telur. *jempol* Di rumah, mereka cerita kalau mereka merasa bersalah pakai motor itu, karena gelap dan jalanannya agak rusak, shockbreaker motor itu kayaknya jadi kenapa-kenapa. :’D

Begitulah, sekitar pukul setengah 12 gue naik ke kamar duluan karena udah ngantuk. Secara di rumah Dewi kemarin gue nggak bisa tidur, huhuhu. Alhamdulillah walaupun tidur deket-deketan (baca: desek-desekan) sama Dina di kamar, gue lumayan bisa tidur sambil nggak sabar nunggu keseruan apa yang bakal terjadi besok.

Well, keseruan keesokan harinya bener-bener SERU BANGET ternyata. Gue sampe terguling-guling saking serunya (eh, spoiler deh).

Ps: ini sebenernya gue lagi minta foto-foto dari si Angga, hehehe. Tapi ya sudahlah ya, diposting dulu aja. :))

Mendongeng di Bantar Gebang

Hari minggu yang lalu adalah hari yang berkesan buat saya. Betapa tidak, saya melakukan beberapa hal untuk pertama kalinya hari itu.
Hal yang pertama adalah pertama kalinya berteman dengan banyak orang dari berbagai profesi yang kreatif dan peduli pada kehidupan anak-anak yang kurang beruntung. Mereka adalah teman-teman dari KOIN alias (Koloni Inspirasi). Beberapa waktu yang lalu, teman saya Senda mengajak saya untuk ikutan gabung. Teman-teman KOIN ini rutin (setiap bulan) menyebarkan semangat kepada teman-teman. Terakhir sebelum ini, mereka ke sebuah pesantren di daerah Cianjur. Sayang sekali saya nggak bisa ikut waktu itu, karena sedang ke Pulau, jadi untuk lebih lengkapnya silakan lihat blog mereka di tautan di atas.
Kayaknya, teman-teman baru saya ini agak berbeda dengan teman-teman saya selama ini. Mereka kebanyakan sudah menikah dan terkesan lebih dewasa dari teman-teman saya yang biasanya. *digetok*
Buat temen-teman (lama) saya, jangan marah ya. I love you, full kok. Hahaha. Padahal emang guenya aja yang maunya main-main doang sama kalian :D.
Tapi walaupun mereka bersikap lebih dewasa daripada gue yang biasanya, mereka tetap teman-teman yang yang seru dan punya selera humor yang oke. Ini yang juga penting. *jempol*

Selanjutnya, kali itu adalah pertama kalinya saya ke Bantar Gebang. Saya sering mendengar tentang Bantar Gebang yang merupakan tempat pengumpulan sampah dari Jakarta dan Bekasi, maka ketika si Senda bilang tempat selanjutnya di sana, saya agak kaget. Lebih kaget lagi pas dia bilang letak sekolah tempat KOIN berbagi nanti adalah di area TPA-nya. Oalah.
Sesampainya di daerah TPA Bantar Gebang, kami agak tersasar karena tidak tahu arah yang benar menuju pemukiman penduduk di sana. Kami sampai nyasar ke perbukitan sampah. Awalnya saya nggak tahu kalau bukit-bukit itu adalah tumpukan sampah, karena dari jauh cuma terlihat seperti perbukitan hijau biasa. Ternyata semakin ke dalam baru kelihatan kalau bukit tersebut di dalamnya sampah. Sampai ada aliran coca-cola alami pula, kata Mas Angga. Hahaha.

image

Diambil pas mobil jalan. Pak supir nggak mau kasih kesempatan foto sih... *digetok Senda*

image

Bukit sampah yang sudah agak menghijau. Ada yang sudah benar-benar hijau, ada juga masih berupa tumpukan sampah dan tanah.

Ketika kami tersasar, kami sempat bertanya pada seorang bapak yang sedang mengantarkan botol-botol minuman galon. Berikut percakapan yang kira-kira terjadi waktu itu.
Senda: Maaf Pak, tempat penimbangan truk sampah Bantar Gebang di mana ya? (karena katanya dekat dari tempat ini)
Saya + Mas Angga + Mbak Titik (yang ada di mobil itu): *Masih asyik menikmati pemandangan di daerah TPA Bantar Gebang*
Si Bapak: Bantar Gebang mana? Jakarta apa Bekasi?
Senda: *bingung*
Saya + Mas Angga + Mbak Titik: *mulai tertarik pada percakapan ini*
Senda: *mulai menguasai kebingungannya* Oh, memang dipisah gitu, ya Pak?
Si Bapak: *menjelaskan dengan nada tinggi tapi terperinci* Iya, penimbangan sampah dari Jakarta beda tempatnya dengan sampah dari Bekasi.
Saya + Mas Angga + Mbak Titik: *ikut mendengarkan si Bapak dan merasa bersyukur mendapat info baru*
Senda: Memang Bantar Gebang Bekasi di mana, Bantar Gebang Jakarta di mana, Pak?
Si Bapak: *masih dengan ada tinggi tapi tetap menjelaskan dengan terperinci* Kalau yang dari Jakarta, dekat di sebelah sana (menunjuk ke arah kami masuk), kalau yang dari Bekasi saya nggak tahu.
Saya + Mas Angga + Mbak Titik: *gubrak*
Senda: *mau ikutan gubrak tapi nggak enak sama si Bapak* Oh kalau gitu makasih, Pak.
Si Bapak pun melaju pergi. Meninggalkan kami dengan informasi baru, yaitu ada 2 penimbangan sampah berbeda di Bantar Gebang, masing-masing untuk Jakarta dan Bekasi. Kami berterima kasih pada si Bapak, karena walaupun bicaranya terkesan emosi, tapi tetap berbaik hati menjawab pertanyaan dan bahkan memberi kami pengetahuan baru. Well, tempat penimbangan Bekasi masih jadi misteri bagi kami, karena si Bapak itu juga nggak tahu.

Dan akhirnya, kami sampai juga ke tempat yang dituju. Acara ternyata sudah dimulai dan teman-teman dari Majalah UMMI ternyata sudah tiba. Di acara pembukaan tersebut ada beberapa sambutan dan pembagian Al-Quran dari Majalah UMMI, pembagian Iqro dari KOIN dan pembagian busana muslim untuk guru dari Mbak Dewi secara simbolis. Acara pembukaan terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak. Namun setelah acara pembukaan, para ibu tetap di masjid dan anak-anak pindah ke lokasi sekolah untuk acara selanjutnya dengan KOIN.

Nah, pada kegiatan anak-anak dengan KOIN ini, saya pada pertama kalinya mendongeng. Maksudnya, pertama kalinya mendongeng sendiri, tanpa dibantu teman ataupun saya yang membantu teman. Agak deg-degan juga apalagi kelas yang awalnya cuma 20-an anak menjadi 100-an anak, karena kelasnya ternyata digabung. Alhamdulillah, kegiatan di kelas kami berlangsung lancar. Saya, Mbak Citra, Mbak Mutia, Mbak Monik, Mas Indra dan Mas Angga sukses berbagi tentang mimpi dan cita-cita kepada mereka. *ehem* Cerita lebih lanjut tentang kegiatan kami di kelas bisa dibaca di blog KOIN di sini.

image

Tim SD (^_^)/

image

Duh, kok monyong-monyong gitu sih. :))

Begitulah, hari itu saya senang sekali karena bisa berbagi dengan anak-anak pemulung di Bantar Gebang, bisa dapat teman-teman baru di KOIN yang inspiratif, bisa lebih percaya diri dalam mendongeng, dan bisa dapat pengetahuan baru tentang Bantar Gebang (melihat langsung perbukitan sampahnya dan dapat info baru bahwa ada dua tempat penimbangan di sana :D).
Sampai ketemu di cerita saya bersama KOIN bulan depan! *muah muah*

image

Varety Show Korea, Apa Menariknya?

Bukan rahasia lagi bahwa panggung hiburan dari Korea sudah mendunia. Hal ini dibuktikan dari konser artis-artis korea di berbagai belahan dunia yang selalu dipenuhi penonton serta drama-drama korea yang banyak dinikmati masyarakat, baik secara online maupun dari stasiun televisi yang sudah membeli hak cipta drama-drama tersebut. Tak terkecuali Indonesia, konser-konser artis korea di Indonesia, meskipun mahal, selalu dipadati para penggemarnya. Begitu juga drama korea, semakin banyak penduduk Indonesia yang menonton drama korea (karena berbeda dengan sinetron di Indonesia terlalu lebay, dengan cerita yang monoton, dan tidak selesai-selesai).

Sekarang ini, selain demam kpop dan kdrama, mulai banyak orang yang juga terkena demam variety show korea. Beberapa tahun lalu, variety show yang terkenal di Indonesia cuma Running Man. Namun sekarang ini, banyak yang sudah mulai menonton variety show lain, seperti We Got Married, Weekly Idol, Invincible Youth, Infinity Challenge, The Return of Superman, dan juga show yang dibintangi para idol seperti Hello Baby, Showtime, Idol Manager, Idol Army, dan lain-lain.

Lalu mengapa demam variety show juga mulai merambah di Indonesia? Alasan utama adalah karena pada dasarnya manusia butuh hiburan. Berbeda dengan drama korea, variety show memberikan hiburan yang berbeda. Tingkah laku lucu para anggota dan permainan-permainan seru yang sering dilakukan dalam berbagai variety show adalah salah satu daya tariknya.

Variety show korea yang paling terkenal di Indonesia adalah Running Man. Bahkan sampai ada yang membuat acara sejenis di salah satu TV swasta di Indonesia (meskipun menurut saya tingkat kelucuan, games yang dimainkan, dan hasil produksinya masih kalah dengan Running Man). Para member Running Man mempunyai karakter berbeda-beda dan selalu berbuat hal-hal lucu yang membuat Running Man tidak akan bosan ditonton. Belum lagi permainan-permainan yang seru dan niat banget, seperti bungee jumping, snorkeling di kapal karam, menyeberang sungai dengan kapal dari karton buatan sendiri, maupun berbagai kegiatan di lumpur yang membuat penonton tertawa sekaligus terkagum-kagum. Games ringan juga diperlihatkan dengan baik sehingga permainan kartu, lomba makan, dan kawi bawi bo (suit jepang) pun menarik untuk ditonton. Maka jangan kaget bila fanbase Running Man di Indonesia sangat besar. Selain Running Man Indonesia, ada juga fanbase Running Man di masing-masing wilayah seperti Running Man Tangerang, Running Man Bandung, Running Man Malang, dan lain sebagainya. Asian Dream Cup dan Race Start di Indonesia tahun lalu pun sukses dipenuhi para runners, sebutan untuk para penggemar Running Man.

Variety show lain yang juga sangat terkenal di Indonesia adalah We Got Married. Kebanyakan orang menonton acara ini karena artis idola mereka yang menjadi pasangan virtual. Para penggemar senang melihat bagaimana artis idola mereka berlaku sebagai suami atau istri dengan artis terkenal lainnya. Menonton para artis idola berinteraksi dengan pasangan mereka; dari kekakuan dan kecanggungan ketika awal-awal pernikahan, ketika mereka mulai bertambah dekat, dan ketika mereka sudah dekat bahkan sampai berpelukan dan berciuman, sampai akhirnya mereka harus berpisah; rupanya cukup menarik untuk ditonton. We Got Married Fanbase Indonesia pun cukup banyak anggotanya. Bahkan ada fanbase pasangan khusus seperti YongSeo Indonesia, Khuntoria Indonesia, dan sebagainya. Bahkan baru-baru ini pasangan  Yura dan Jonghyun memilih salah satu penggemar Jjongah couple dari Indonesia untuk memenangkan buku kumpulan foto pasangan tersebut.

Variety show lain yang baru-baru ini naik daun di Indonesia adalah The Return of Superman. Tingkah laku para bapak dan anak di acara ini berhasil memikat hati para penonton. Belum lagi perbedaan karakter yang dimiliki Haru, Sarang, Seoeon dan Seojun, serta the triplets Daehan Minguk Manse yang sukses menarik perhatian. Bahkan di Korea, ketujuh anak tersebut berhasil mendapatkan penghargaan Popularity Awards. Banyak juga orang tua yang menonton acara ini karena para keluarga di The Return of Superman secara tidak langsung memberikan contoh bagaimana cara membesarkan anak yang baik dan cerdas sekaligus lucu dan menggemaskan. Di Indonesia, ada Sarang fanbase, yang selalu meng-update berita dan foto terbaru tentang Sarang. Ada juga Daehan Minguk Manse fanbase di facebook yang rutin memposting video dan foto kelucuan  terbaru si kembar tiga tersebut.

Variety show yang menampilkan para idol juga sukses di Indonesia; seperti Showtime-nya EXO, BEAST, A Pink; Sesame Player-nya Infinite; Hello Baby-nya Shinee, Sistar, Girls Generation, dan MBLAQ; serta masih banyak lagi.

Variety-variety show asal korea tersebut laris karena memang memberi suguhan yang berbeda dari kebanyakan acara televisi di Indonesia. Semoga ke depannya, stasiun televisi di Indonesia juga bisa membuat acara televisi yang kreatif dan menarik, sehingga industri hiburan di Indonesia juga semakin maju dan bahkan go internasional.